Jika sebelumnya konsumen bisa mendapatkan voucher pada counter-counter, toko-toko atau warung-warung, sekarang sudah harus mulai 'membiasakan diri' untuk ke bank atau minimarket di kota untuk membeli voucher isi ulang, karena disanalah ada keterjaminan ketersediaan stok voucher.
Apakah pasar tradisional (warung, counter, atau toko) tidak mampu belanja voucher untuk melayani pelanggan ?. Boleh jadi satu dua diantaranya memang tidak mampu, tapi jika sudah sampai berimbas pada performa perusahaan ? tentu yang menjadi pertanyaan akan terarah pada soal distribusi sehingga terjadi kelangkaan stok voucher.
Bagi pengguna awam, tentu akan mengira bahwa pasar tradisional (warung, counter, atau toko) sedang mempermainkan 'harga' sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan, padahal pasar tradisional sendiri dihadapkan pada masalah 'pemetaan wilayah distribusi' yang tidak jelas, mungkin ada yang menginginkan sistem dristibusi voucher isi ulang seperti distribusi SPBU yang tidak mengijinkan adanya kios bensin. Dimana bagi pemilik mobil tidak terlalu mempersoalkan, tapi bagaimana dengan pemilik sepeda motor ?.
Tentu saja tidak semua operator membuat 'kebijakan' yang sama, masih ada yang 'konsumen friendly' atau 'warung friendly' ... dan operator inilah yang digiatkan oleh warung-warung kecil sehingga dapat dilayani, namun sayangnya perilaku konsumen kita terkadang kurang mendukung, karena ibaratnya lebih suka pakai mobil tetapi tetap ingin mengisi di kios bensin dengan pertimbangan untuk membeli 10lt di SPBU harus kehilangan 2lt untuk mencapainya.
Akhirnya, ... Selamat Datang Mas Erick Meijer di Galery mobile Indosat, semoga membawa kenyamanan konsumen dengan semangat kios bensin melayani mobile baru anda.