Monday, November 29, 2010

Hard Cluster Top Up Pulsa

Hard Cluster secara kata-kata masih sulit dipahami, tetapi jika sudah disandingkan dengan Top UP Pulsa atau pengisian pulsa, maka hard cluster bisa bermakna pembatasan pengisian pulsa per cluster. Lebih spesifik lagi berarti antara nomer pengisi dan yang diisi harus dalam satu cluster.
Untuk pengertian cluster sendiri juga bermacam-macam, tergantung penetapan operator masing-masing, dari berita yang tertulis, cluster bagi XL adalah kecamatan dan cluster bagi Telkomsel adalah regional (Indonesia dibagi menjadi 13 regional).
Menghadapi kebijakan ini, selalu menimbulkan pro dan kontra, serta hubungan panas dingin antara praktisi multichip dan dealer operator yang menerapkan. Apa implikasinya terhadap konsumen? banyak sekali, diantaranya:
  • Konsumen yang sedang tidak berada di area cluster atau regional, akan kesulitan mengisi pulsa.
  • Jaringan distribusi akan kacau, karena tiba-tiba tidak dapat melakukan pengisian pulsa pada konsumen yang terdeteksi menggunakan nomer luar cluster/regional.
  • Menghambat pertumbuhan counter-counter kecil, sebagai landasan ekonomi kerakyatan, yang mengharapkan dengan modal kecil tapi dapat mengais rejeki dari multichip.
  • Terjadi kekacauan ditingkat pengecer dengan pelanggan lama.
  • Untuk yang sudah lama mengandalkan usaha kecil ini, silakan ditambahi sendiri ...
Kebijakan ini, sebenarnya sudah ada sebelumnya dan selalu timbul tenggelam. Artinya jika kondisi dikalangan konsumen terjadi kelangkaan stok voucher, kebijakan ini dikendurkan sampai titik nol, dan disuatu saat akan diperketat kembali, hal ini sudah berulang-ulang terjadi selama kurang lebih 3 tahun dan oleh operator telekomunikasi yang itu-itu saja.
So what?, masih kaget?

6 comments:

  1. wah wah bener-bener parah..! Semoga badai kali ini bisa cepat berlalu

    ReplyDelete
  2. @BP: Sebaiknya kebijakan ini segera diterapkan secara permanen dan menjadi kebijakan resmi operator (bukan kebijakan sales management), sehingga para pengecer dapat segera menetapkan strategi yang permanen pula (yang penting dapur ngebul).

    ReplyDelete
  3. @Mualin : Situ kaga mikir ya?kalo kebijakan ini diterapin banyak yang modar server2 pulsa, dan konter2 dengan modal 2juta kebawah banyak yang tutup. karna mereka harus menyiapkan 1chip 1operator. Kalo ngomong dipikir dl ya...

    ReplyDelete
  4. @harry: Kesimpulan saya mengenai sebaiknya kebijakan ini segera diterapkan sebagai "Kebijakan Resmi", karena sudah 3tahun panas dingin. Dan jika dikonfirmasikan ke pihak Operator selalu menyangkal, akhirnya menjadi tidak jelas kebijakan siapa, yang pasti banyak chip MKios yang tersuspend.
    Jika sudah menjadi kebijakan resmi, maka segera dapat disosialisasikan ke pelanggan, tanpa takut dianggap fitnah. Sehingga Counter kecilpun segera bisa menerapkan strategi dengan hanya menjual kartu perdana yang bisa diisi ulang(Baca dari 3 besar, hanya Indosat yang gak neko-neko). Dan akhirnya diharapkan para pelanggan pun bisa "menyesuaikan diri" untuk tidak "menyusahkan diri sendiri".
    Mohon penjelasan ini dapat diterima.

    ReplyDelete
  5. oms, minta tolong info dunk, yang punya server di Bogor , mau daftar nich, karena upline saya kena hard cluster, telkomsel nasional biaya pulsa nya. trims atas bantuannya

    ReplyDelete